ads

Selasa, 04 November 2014

KARAWANG GUYUB

LOGO KARAWANG GUYUB
Karawang Guyub bukanlah sebuah LSM atau ORMAS, tapi merupakan spirit Urang Karawang yang peduli dan konsisten terhadap Karawang, tidak terstruktur tapi ter-management. Lahir dari sebuah sharing, perdebatan dan juga kepeka’an social di jejaring Sosial Facebook ‘Karawang Info’ satu setangah tahun yang lalu.

Karawang Guyub mencoba untuk meng-aplikasikan tindakan kedalam dunia nyata melalu berbagai kegiatan bukan hanya yang bersifat Urgent seperti bencana dan social kemasyarakatan lainnya saja, tapi juga mencoba untuk kembali mengangkat akar Budaya, mengapresiasi seniman/seniwati Lokal Karawang yang sudah mulai tergerus perubahan jaman dan terlupakan, serta berusaha mencoba meminimalisir kerusakan alam yang tengah di gempur atas nama pembangunan

Sabtu, 01 November 2014

SEJARAH DAN ASAL USUL KARAWANG

Sejarah dan Asal Usul Karawang

PETA KABUPATEN KARAWANG
Bila kita melihat jauh ke belakang, ke masa Tarumanegara hingga lahirnya Kabupaten Karawang di Jawa Barat, Berturut-turut berlangsung suatu pemerintahan yang teratur, baik dalam system pemerintahan pusat (Ibu Kota). Pemegang kekuasaan yang berbeda, seperti Kerajaan Taruma Negara (375-618) Kerajaan Sunda (Awal Abad VIII-XVI). Termasuk pemerintahan Galuh, yang memisahkan diri dari kerajaan Taruma Negara, ataupun Kerajaan Sunda pada tahun 671 M. Kerajaan Sumedanglarang (1580-1608, Kasultanan Cirebon (1482 M) dan Kasultanan Banten ( Abad XV-XIX M).
Sekitar Abad XV M, agama Islam masuk ke Karawang yang dibawa oleh Ulama besar Syeikh Hasanudin bin Yusuf Idofi, dari Champa, yang terkenal dengan sebutan Syeikh Quro, sebab disamping ilmunya yang sangat tinggi, beliau merupakan seorang Hafidh Al-Quran yang bersuara merdu. Kemudian ajaran agama islam tersebut dilanjutkan penyebarannya oleh para Wali yang disebut Wali Sanga. Setelah Syeikh Quro Wafat, tidak diceritakan dimakamkan dimana. Hanya saja, yang ada dikampung Pulobata, Desa Pulokalapa, Kecamatan Lemahabang Wadas, Kabupaten Karawang, merupakan maqom (dimana Syech Quro pernah Tinggal).
Pada masa itu daerah Karawang sebagian besar masih merupakan hutan belantara dan berawa-rawa. Hal ini menjadikan apabila Karawang berasal dari bahasa Sunda. Ke-rawa-an artinya tempat berawa-rawa. Nama tersebut sesuai dengan keadaan geografis Karawang yang berawa-rawa, bukti lain yang dapat memperkuat pendapat tersebut. Selain sebagian rawa-rawa yang masih tersisa saat ini, banyak nama tempat diawali dengan kata rawa, seperti : Rawasari, Rawagede, Rawamerta, Rawagempol dan lain-lain.

KAMPUNG BUDAYA KARAWANG DI RESMIKAN WAKIL BUPATI

KAMPUNG BUDAYA KARAWANG
KAMPUNG BUDAYA KARAWANG DI RESMIKAN WAKIL BUPATI



SEKILAS MENGENAI KAMPUNG BUDAYA KARAWANG

Kekhawatiran akan adanya pengaruh negatif terhadap seni budaya sebagai akibat arus wisatawan asing yang datang berkunjung ke Indonesia, tidak akan mematikan seni budaya tradisional itu sendiri. Walau ada usaha-usaha yang sifatnya komersial, seni budaya ini akan tetap selalu hidup berdasarkan sumber aslinya dari peninggalan warisan leluhur yang telah dipelihara secara turun-temurun.

Sebagai warga negara Indonesia,kita wajib melestarikan budaya-budaya negara kita sendiri agar tidak luntur atau hilang.